Bagaimana Iman Nabi Yusuf Dengan Wanita-Wanita Kota?

Dialog Seri 20: 19

 

Tilmidzi: “Apakah Nabi Yusuf itu Rasul Allah SWT?”

 

Mudariszi: “Allah SWT menjelaskan dalam firman-Nya ini:

 

Dan sesungguhnya telah datang Yusuf kepadamu dengan membawa keterangan-keterangan, tetapi kamu senantiasa dalam keraguan tentang apa yang dibawanya kepadamu, hingga ketika dia meninggal, kamu berkata: “Allah tidak akan mengirim seorang (Rasulpun) sesudahnya. (Al Mu’min 34)

 

Firman-Nya di atas menunjukkan bahwa Nabi Yusuf adalah Rasul Alllah yang diberikan ayat-ayat-Nya untuk disampaikan kepada umatnya. Nabi Yusuf tidak berbeda dengan Rasul-Rasul yang diberikan-Nya petunjuk, dan hal itu dijelaskan firman-Nya ini:

 

Dan Kami telah menganugerahkan Ishaq dan Ya’qub kepadanya. Kepada keduanya masing-masing telah Kami beri petunjuk; dan kepada Nuh sebelum itu (juga) telah Kami beri petunjuk, dan kepada sebahagian keturunannya (Nuh) yaitu Daud, Sulaiman, Ayyub, Yusuf. (Al An’aam 84)

 

Selain diberikan-Nya petunjuk, Nabi Yusuf juga diajarkan-Nya sebagian dari tabir mimpi seperti dijelaskan firman-Nya ini:

 

Dan demikianlah Tuhanmu, memilih kamu (untuk menjadi Nabi) dan diajarkan-Nya kepadamu sebahagian dari tabir mimpi-mimpi dan disempurnakan-Nya nikmat-Nya kepadamu dan kepada keluarga Ya’qub,sebagaimana Dia telah menyempurnakan nikmat-Nya kepada kedua orang Bapakmu sebelum itu, (yaitu) Ibrahim dan Ishaq. (Yusuf 6)

 

Nabi Yusuf adalah putera Nabi Ya’qub, cucu Nabi Ishaq dan cicit Nabi Ibrahim, karena itu beliau merupakan hamba-Nya yang mulia, seperti dijelaskan oleh Rasulullah SAW:

 

Dari Ibnu Umar dari Rasulullah SAW, beliau bersabda: Orang mulia putra orang mulia putra orang mulia putra orang mulia adalah Yusuf putra Ya’qub putra Ishaq putra Ibrahim. (HR Bukhari)

 

Tilmidzi: “Bagaimana keadaan Nabi Yusuf ketika dibuang ke dalam sumur?”

 

Mudariszi: “Nabi Yusuf tidak disukai oleh saudara-saudaranya karena beliau lebih dicintai oleh Bapak mereka (Nabi Ya’qub). Saudara-saudara Nabi Yusuf lalu memisahkan Nabi Yusuf dari Nabi Ya’qub dengan memasukkan beliau ke dalam sumur. Allah SWT menjelaskan hal itu sebagai berikut:

 

(Yaitu) ketika mereka berkata: “Sesungguhnya Yusuf dan saudara kandungnya (Bunyamin) lebih dicintai oleh ayah kita daripada kita sendiri, padahal kita (ini) adalah satu golongan (yang kuat). Sesungguhnya ayah kita adalah dalam kekeliruan yang nyata. Bunuhlah Yusuf atau buanglah dia ke suatu daerah (yang tak dikenal) supaya perhatian ayahmu tertumpah kepadamu saja, dan sesudah itu hendaklah kamu menjadi orang-orang yang baik. Seorang di antara mereka berkata: “Janganlah kamu bunuh Yusuf, tetapi masukkanlah dia ke dasar sumur supaya dia dipungut oleh beberapa orang musafir, jika kamu hendak berbuat. (Yusuf 8-10)

 

Maka tatkala mereka membawanya dan sepakat memasukkannya ke dasar sumur (lalu mereka masukkan dia). (Yusuf 15)

 

Karena masih terlalu muda, Nabi Yusuf merasa takut dalam sumur yang gelap seorang diri. Allah SWT lalu menenangkannya dengan mewahyukannya sebagai berikut:

 

Dan (di waktu dia sudah dalam sumur), Kami wahyukan kepada Yusuf: “Sesungguhnya kamu akan menceritakan kepada mereka perbuatan mereka ini sedang mereka tiada ingat lagi. (Yusuf 15)

 

Tilmidzi: “Apakah Nabi Yusuf dapat keluar dari sumur tersebut?”

 

Mudariszi: “Nabi Yusuf ditemukan oleh sekelompok musafir, tapi mereka tidak tertarik kepada Nabi Yusuf, sehingga dijualnya dengan harga murah. Allah SWT berfirman:

 

Kemudian datanglah kelompok orang-orang musafir, lalu mereka menyuruh seorang pengambil air, maka dia menurunkan timbanya, dia berkata: “Oh, kabar gembira, ini seorang anak muda!” Kemudian mereka menyembunyikan dia sebagai barang dagangan. Dan Allah Maha Mengetahui apa yang mereka kerjakan. Dan mereka menjual Yusuf dengan harga yang murah, yaitu beberapa dirham saja, dan mereka merasa tidak tertarik hatinya kepada Yusuf. (Yusuf 19-20)

 

Allah SWT menetapkan pejabat kota Mesir yang adil sebagai pembeli Nabi Yusuf. Selama bersama pejabat itu, Allah SWT lalu mengajarkan hikmah dan ilmu agama-Nya termasuk mengajarkan tabir mimpi kepada beliau, seperti dijelaskan firman-Nya ini:

 

Dan orang Mesir yang membelinya berkata kepada isterinya: “Berikanlah kepadanya tempat (dan layanan) yang baik, boleh jadi dia bermanfaat kepada kita atau kita pungut dia sebagai anak.” Dan demikian pulalah Kami memberikan kedudukan yang baik kepada Yusuf di muka bumi (Mesir), dan agar Kami ajarkan kepadanya tabir mimpi. Dan Allah berkuasa terhadap urusan-Nya, tetapi kebanyakan manusia tiada mengetahuinya. Dan tatkala dia cukup dewasa, Kami berikan kepadanya hikmah dan ilmu. Demikianlah Kami memberi balasan kepada orang-orang yang berbuat baik. (Yusuf 21-22)

 

Tilmidzi: “Bagaimana Nabi Yusuf dalam pemeliharaan pejabat negeri Mesir itu?”

 

Mudariszi: “Nabi Yusuf tumbuh dewasa menurut ketetapan-Nya, yaitu memiliki wajah yang tampan. Wajah beliau itu membuat hati isteri pejabat tergoda hingga tertarik kepada beliau. Syaitan mengetahui itu dan lalu menghasutnya agar timbul keinginannya untuk menundukkan Nabi Yusuf. Allah SWT menjelaskan hal itu sebagai berikut:

 

Dan wanita (Zulaikha) yang Yusuf tinggal di rumahnya menggoda Yusuf untuk menundukkan dirinya (kepadanya) dan dia menutup pintu-pintu, seraya berkata: “Marilah kesini.” Yusuf berkata: “Aku berlindung kepada Allah, sungguh tuanku telah memperlakukan aku dengan baik. (Yusuf 23)

 

Nabi Yusuf yang hanya bersama isteri pejabat dalam kamar tertutup, menjadi terhasut oleh bujukan isteri pejabat yang telah bernafsu karena dikuasai oleh syaitan dan oleh syaitan yang ada di diri beliau. Rasulullah SAW menjelaskan dalam sunnah beliau ini:

 

Dari Abdullah bin Masud, ia berkata: Rasulul­lah SAW bersabda: Setiap orang di antara kalian pasti ada penyertanya berupa jin. (HR Muslim)

 

Isteri pejabat ketika itu telah menjadi penolong syaitan dalam menggoda (menghasut) Nabi Yusuf. Sulit bagi Nabi Yusuf untuk dapat lepas dari hasutan syaitan dari golongan manusia dan golongan jin, karena beliau dihasut dalam waktu yang bersamaan. Allah SWT mengetahui hal itu dan Nabi Yusuf merupakan hamba pilihan-Nya, maka Dia lalu menghilangkan keinginan (maksud) beliau itu dengan memperlihatkan tanda-tanda-Nya (ayat-ayat-Nya) kepada beliau. Allah SWT menjelaskan hal itu sebagai berikut:

 

Dan Kami tidak mengutus sebelum kamu seorang Rasulpun dan tidak (pula) seorang Nabi, melainkan apabila ia mempunyai sesuatu keinginan, syaitanpun memasukkan godaan-godaan terhadap keinginan itu, Allah menghilangkan apa yang dimasukkan oleh syaitan itu dan Allah menguatkan ayat-ayat-Nya. (Al Hajj 52)

 

Sesungguhnya wanita itu telah bermaksud (melakukan perbuatan itu) dengan Yusuf, dan Yusuf pun bermaksud (melakukan pula) dengan wanita itu andaikata dia tidak melihat tanda (dari) Tuhannya. Demikianlah, agar Kami memalingkan daripadanya kemungkaran dan kekejian. Sesungguhnya Yusuf itu termasuk hamba-hamba Kami yang terpilih. (Yusuf 24)

 

Tilmidzi: “Apakah itu berarti Nabi Yusuf tidak dapat ditundukkan oleh isteri pejabat?”

 

Mudariszi: “Ya! Dengan teringat ayat-ayat-Nya, Nabi Yusuf menyadari jika keinginannya itu merupakan keinginan yang buruk yang akan menghaslkan perbuatan yang buruk. Nabi Yusuf lalu membatalkannya dengan lari meninggalkan isteri pejabat. Isteri pejabat yang masih dikuasai oleh syaitan berusaha menangkap beliau hingga bagian belakang baju beliau terkoyak. Keributan itu didengar oleh pejabat negeri, sehingga dia mendatangi keduanya. Isteri pejabat itu lalu berbohong kepada suaminya ketika diminta penjelasannya. Allah SWT menjelaskan hal itu sebagai berikut:

 

Dan keduanya berlomba-lomba menuju pintu dan wanita itu menarik baju gamis Yusuf dari belakang hingga koyak dan kedua-duanya mendapati suami wanita itu di muka pintu. Wanita itu berkata: “Apakah pembalasan terhadap orang yang bermaksud berbuat serong dengan isterimu selain dipenjarakan atau (dihukum) dengan azab yang pedih?” (Yusuf 25)

 

Pejabat negeri lalu mengadili keduanya dengan seadil-adilnya, hingga diketahui siapa yang bersalah dalam perkara itu. Dan hal itu dijelaskan firman-Nya ini:

 

Yusuf berkata: “Dia menggodaku untuk menundukan diriku (kepadanya).” Dan seorang saksi dari keluarga wanita itu memberikan kesaksiannya: “Jika baju gamisnya koyak di muka, maka wanita itu benar dan Yusuf termasuk orang-orang yang dusta. Dan jika baju gamisnya koyak di belakang, maka wanita itulah yang dusta dan Yusuf termasuk orang-orang yang benar. Maka tatkala suami wanita itu melihat baju gamis Yusuf koyak di belakang, berkatalah dia: “Sesungguhnya (kejadian) itu adalah di antara tipu daya kamu, sesungguhnya tipu daya kamu adalah besar. (Hai) Yusuf, berpalinglah dari ini, dan (kamu hai isteriku) mohon ampunlah atas dosamu itu, karena kamu sesungguhnya termasuk orang-orang yang berbuat salah. (Yusuf 26-29)

 

Setelah penguasa negeri itu memutuskan, maka keadaan kembali seperti tidak pernah terjadi apapun. Syaitan telah gagal menyesatkan Nabi Yusuf dan isteri pejabat dan telah gagal pula merusak hubungan Nabi Yusuf dengan pejabat negeri dan isterinya.”

 

Tilmidzi: “Apakah syaitan terus berusaha menyesatkan Nabi Yusuf dan isteri pejabat?”

 

Mudariszi: “Syaitan lalu menghasut wanita-wanita di kota, sehingga mereka kemudian membicarakan isteri pejabat sangat mencintai pembantunya (Nabi Yusuf) dan ingin menundukkannya. Pembicaraan itu sampai ke telinga isteri pejabat, sehingga dia lalu mengundang wanita-wanita itu ke rumahnya supaya dapat melihat ketampanan Nabi Yusuf. Allah SWT menjelaskan hal itu sebagai berikut:

 

Dan wanita-wanita di kota berkata: “Isteri Al Aziz menggoda bujangnya untuk menundukkan dirinya (kepadanya), sesungguhnya cintanya kepada bujangnya itu adalah sangat mendalam. Sesungguhnya kami memandangnya dalam kesesatan yang nyata. Maka tatkala wanita itu (Zulaikha) mendengar cercaan mereka, diundangnyalah wanita-wanita itu dan disediakannya bagi mereka tempat duduk dan diberikannya kepada masing-masing mereka sebuah pisau (untuk memotong jamuan), kemudian dia berkata (kepada Yusuf): “Keluarlah (nampakkanlah dirimu) kepada mereka.” Maka tatkala wanita-wanita itu melihatnya, mereka kagum kepada (keelokan rupa)nya dan mereka melukai (jari) tangannya, dan berkata: “ Maha sempurna Allah, ini bukanlah manusia. Sesungguhnya ini tidak lain hanyalah malaikat yang mulia. Wanita itu berkata: “Itulah dia orang yang kamu cela aku karena (tertarik) kepadanya, dan sesungguhnya aku telah menggoda dia untuk menundukkan dirinya (kepadaku), akan tetapi dia menolak. Dan sesungguhnya jika dia tidak mentaati apa yang aku perintahkan kepadanya, niscaya dia akan dipenjarakan dan dia akan termasuk golongan orang-orang yang hina. (Yusuf 30-32)

 

Wanita-wanita itu terkejut melihat ketampanan Nabi Yusuf, mereka sangat suka melihat beliau, sehingga tanpa terasa mereka telah melukai jari tangannya dengan pisau yang ada ditangannya.”

 

Tilmidzi: “Apakah yang Nabi Yusuf lakukan setelah melihat perilaku wanita-wanita itu?”

 

Mudariszi: “Kejadian itu membuat Nabi Yusuf takut, beliau menyadari wanita-wanita itu menyukainya dan beliau teringat dengan apa yang terjadi dengan isteri pejabat. Karena itu, beliau meminta kepada Allah SWT agar dijauhkan dari mereka. Allah SWT lalu mengabulkan permintaan Nabi Yusuf itu, seperti dijelaskan firman-Nya ini:

 

Yusuf berkata: “Wahai Tuhanku, penjara lebih aku sukai daripada memenuhi ajakan mereka kepadaku. Dan jika tidak Engkau hindarkan daripadaku tipu daya mereka, tentu aku akan cenderung untuk (memenuhi keinginan mereka) dan tentulah aku termasuk orang-orang yang bodoh. Makanya Tuhannya memperkenankan do’a Yusuf, dan Dia menghindarkan Yusuf dari tipu daya mereka. (Yusuf 33-34)

 

Allah SWT mengabulkan permintaan Nabi Yusuf dengan Dia membuat wanita-wanita itu meminta kepada pejabat negeri untuk menghukum beliau. Wanita-wanita itu mencari-cari alasan yang dapat membuat Nabi Yusuf dihukum penjara sebagai balasan atas penolakannya terhadap keinginan mereka sehingga mereka harus menanggung malu. Allah SWT menjelaskan hal itu sebagai berikut:

 

Kemudian timbul pikiran pada mereka setelah melihat tanda-tanda (kebenaran Yusuf) bahwa mereka harus memenjarakannya sampai sesuatu waktu. (Yusuf 35)

 

Syaitan berhasil merusak hubungan Nabi Yusuf dengan pejabat negeri dan isterinya melalui wanita-wanita itu, tapi syaitan tidak mengetahui rencana-Nya atas Nabi Yusuf.”

 

Wallahu a’lam.

 

Leave a Reply