Apakah Allah SWT Musnahkan Fir’aun & Kaumnya?

Dialog Seri 20: 30

 

Tilmidzi: “Apakah Allah SWT melindungi orang-orang beriman dari kezaliman Fir’aun?”

 

Mudariszi: “Allah SWT menimpakan bencana-bencana kepada Fir’aun dan kaumnya agar mereka bertaubat kepada-Nya. Bencana-bencana itu merupakan mu’jizat-mu’jizat-Nya untuk Nabi Musa, artinya mu’jizat-mu’jizat-Nya itu hanya untuk melenyapkan bencana-bencana yang ditimpakan kepada Fir’aun dan kaumnya. Mu’jizat-mu’jizat-Nya itu lebih besar dari yang sebelumnya. Karena sibuk menghadapi bencana-bencana tersebut, maka Fir’aun tidak dapat menganiaya orang-orang beriman. Allah SWT berfirman:

 

Dan tidaklah Kami perlihatkan kepada mereka sesuatu mu’jizat kecuali mu’jizat itu lebih besar dari mu’jizat-mu’jizat yang sebelumnya. Dan Kami timpakan kepada mereka azab supaya mereka kembali (ke jalan yang benar). (Az Zukhruf 48)

 

Karena tidak dapat mengatasi bencana itu, maka Fir’aun dan pembesarnya meminta Nabi Musa untuk melenyapkannya dan mereka berjanji akan beriman jika bencana itu lenyap. Tapi setelah Allah SWT melenyapkannya melalui Nabi Musa, maka mereka lalu mengingkari janjinya. Allah SWT menjelaskan hal itu sebagai berikut:

 

Dan mereka berkata: “Hai ahli sihir, berdo’alah kepada Tuhanmu untuk (melepaskan) kami sesuai dengan apa yang telah dijanjikan-Nya kepadamu; sesungguhnya kami (jika do’amu dikabulkan), benar-benar akan menjadi orang yang mendapat petunjuk.” Maka tatkala Kami hilangkan azab itu dari mereka, dengan serta merta mereka memungkiri (janjinya). (Az Zukhruf 49-50)

 

Allah SWT lalu menimpakan bencana yang lebih berat agar mereka berfikir. Tapi setelah Allah SWT melenyapkan bencana itu, mereka lalu berkata sebagai berikut:

 

Dan sesungguhnya Kami telah menghukum (Fir’aun dan) kaumnya dengan (mendatangkan) musim kemarau yang panjang dan kekurangan buah-buahan, supaya mereka mengambil pelajaran. Kemudian apabila datang kepada mereka kemakmuran, mereka berkata: “Ini adalah karena (usaha) kami.” Dan jika mereka ditimpa kesusahan, mereka lemparkan sebab kesialan itu kepada Musa dan orang-orang yang besertanya. Ketahuilah, sesungguhnya kesialan mereka itu adalah ketetapan dari Allah, akan tetapi kebanyakan mereka tidak mengetahui. (Al A’raaf 130-131)

 

Fir’aun dan para pembesarnya mengingkari janjinya karena mereka tetap menganggap Nabi Musa melakukan sihir. Allah SWT berfirman:

 

Mereka berkata: “Bagaimanapun kamu mendatangkan keterangan kepada kami untuk menyihir kami dengan keterangan itu, maka kami sekali-kali tidak akan beriman kepadamu.(Al A’raaf 132)

 

Karena itu Allah SWT menimpakan bencana yang lebih berat dari yang sebelumnya. Allah SWT berfirman:

 

Maka Kami kirimkan kepada mereka taufan, belalang, kutu, katak dan darah sebagai bukti yang jelas, tetapi mereka tetap menyombongkan diri dan mereka adalah kaum yang berdosa. (Al A’raaf 133)

 

Bencana yang datang terus menerus membuat Fir’aun dan para pembesarnya meminta kepada Nabi Musa untuk melenyapkannya dan mereka berjanji akan beriman dan membiarkan Bani Israil pergi dengan Nabi Musa. Tapi ketika semua bencana itu dilenyapkan-Nya, mereka lalu kembali mengingkari janjinya. Allah SWT berfirman:

 

Dan ketika mereka ditimpa azab (yang telah diterangkan itu), merekapun berkata: “Hai Musa, mohonkanlah untuk kami kepada Tuhanmu dengan (perantaraan) kenabian yang diketahui Allah ada pada sisimu. Sesungguhnya jika kamu dapat menghilangkan azab itu daripada kami, pasti kami akan beriman kepadamu dan akan kami biarkan Bani Israil pergi bersamamu.” Maka setelah Kami hilangkan azab itu dari mereka hingga batas waktu yang mereka sampai kepadanya, tiba-tiba mereka mengingkarinya. (Al A’raaf 134-135)

 

Jumlah mu’jizat-Nya untuk Nabi Musa itu tidak termasuk dua mu’jizat-Nya yang pertama sehingga mu’jizat-Nya untuk Nabi Musa berjumlah sembilan. Allah SWT berfirman:

 

(Kedua mu’jizat ini) termasuk sembilan buah mu’jizat (yang akan dikemukakan) kepada Fir’aun dan kaumnya. Sesungguhnya mereka adalah kaum yang fasik. (An Naml 12)

 

Tilmidzi: “Jika demikian, apakah Fir’aun dan kaumnya memang tidak ingin beriman?”

 

Mudariszi: “Semua bencana yang ditimpakan oleh Allah SWT kepada Fir’aun dan kaumnya itu bertujuan agar mereka berfikir dan bertaubat, tapi itu tidak berarti apapun bagi mereka. Bahkan mereka tetap mengatakan bahwa Nabi Musa itu sebagai berikut:

 

Dan sesungguhnya Kami telah memberikan kepada Musa sembilan buah mu’jizat yang nyata, maka tanyakanlah kepada Bani Israil tatkala Musa datang kepada mereka lalu Fir’aun berkata kepadanya: “Sesungguhnya aku sangka kamu, hai Musa, seorang yang kena sihir. (Al Israa’ 101)

 

Padahal Fir’aun dan para pembesarnya mengetahui kebenaran dari semua mu’jizat-Nya, mereka melihat datang dan lenyapnya mu’jizat-Nya (bencana) itu. Allah SWT berfirman:

 

Musa menjawab: “Sesungguhnya kamu telah mengetahui, bahwa tiada yang menurunkan mu’jizat-mu’jizat itu kecuali Tuhan Yang memelihara langit dan bumi sebagai bukti-bukti yang nyata; dan sesungguhnya aku mengira kamu, hai Fir’aun, seorang yang akan binasa. (Al Israa’ 102)

 

Allah SWT membenarkan ucapan Nabi Musa kepada Fir’aun itu melalui firman-Nya ini:

 

Dan (juga) Qarun, Fir’aun dan Haman. Dan sesungguhnya telah datang kepada mereka Musa dengan (membawa bukti-bukti) keterangan-keterangan yang nyata. Akan tetapi mereka berlaku sombong di (muka) bumi, dan tiadalah mereka orang-orang yang luput (dari kehancuran itu). (Al ‘Ankabuut 39)

 

Dan sesungguhnya Kami telah perlihatkan kepadanya (Fir’aun) tanda-tanda kekuasaan Kami semuanya, maka ia mendustakan dan enggan (menerima kebenaran). (Thaahaa 56)

 

Dan mereka mengingkarinya karena kezaliman dan kesombongan (mereka) padahal hati mereka meyakini (kebenaran)nya. (An Naml 14)

 

Tilmidzi: “Lalu apakah yang Nabi Musa lakukan setelah mengetahui Fir’aun dan kaumnya tidak mau beriman?”

 

Mudariszi: “Nabi Musa yang mengetahui Fir’aun dan kaumnya tidak mau beriman, lalu mengadu dan meminta kepada Allah SWT sebagai berikut:

 

Musa berkata: “Ya Tuhan kami, sesungguhnya Engkau telah memberi kepada Fir’aun dan pemuka-pemuka kaumnya perhiasan dan harta kekayaan dalam kehidupan dunia, ya Tuhan kami, akibatnya mereka menyesatkan (manusia) dari jalan Engkau. Ya Tuhan kami, binasakanlah harta benda mereka, dan kunci matilah hati mereka, maka mereka tidak beriman hingga mereka melihat siksa yang pedih. (Yunus 88)

 

Tilmidzi: “Apakah Allah SWT mengabulkan permintaan Nabi Musa tersebut?”

 

Mudariszi: “Allah SWT mengabulkan permintaan Nabi Musa, sebagai berikut:

 

Allah berfirman: “Sesungguhnya telah diperkenankan permohonan kamu berdua, sebab itu tetaplah kamu berdua pada jalan yang lurus dan janganlah sekali-kali kamu mengikuti jalan orang-orang yang tidak mengetahui. (Yunus 89)

 

Salah satu dikabulkan-Nya permintaan Nabi Musa itu, yaitu Dia membenamkan Qarun dan seluruh hartanya ke dalam tanah. Allah SWT berfirman:

 

Maka Kami benamkanlah Qarun beserta rumahnya ke dalam bumi. Maka tidak ada baginya suatu golonganpun yang menolongnya terhadap azab Allah dan tiadalah ia termasuk orang-orang (yang dapat) membela (dirinya). (Al Qashash 81)

 

Tilmidzi: “Apakah Fir’aun menyalahkan Nabi Musa dengan dibenamkan-Nya Qarun dan hartanya ke dalam tanah?”

 

Mudariszi: “Fir’aun yang mengetahui Qarun dan hartanya terbenam ke dalam tanah, lalu menuduh Nabi Musa sebagai penyebabnya. Fir’aun menjadi sangat marah kepada Nabi Musa dan Bani Israil, dan ingin membunuh mereka. Allah SWT berfirman:

 

(Fir’aun berkata): “Sesungguhnya mereka (Bani Israil) benar-benar golongan kecil, dan sesungguhnya mereka membuat hal-hal yang menimbulkan amarah kita, dan sesungguhnya kita benar-benar golongan yang selalu berjaga-jaga. (Asy Syu’araa’ 54-56)

 

Kemudian Fir’aun mengirimkan orang yang mengumpulkan (tentaranya) ke kota-kota. (Asy Syu’araa’ 53)

 

Tilmidzi: “Apakah Nabi Musa mengetahui rencana Fir’aun itu?”

 

Mudariszi: “Ya! Karena Allah SWT mewahyukan Nabi Musa, sebagai berikut:

 

Dan Kami wahyukan (perintahkan) kepada Musa: “Pergilah di malam hari dengan membawa hamba-hamba-Ku (Bani Israil), karena sesungguhnya kamu sekalian akan disusuli. (Asy Syu’araa’ 52)

 

Nabi Musa yang mengetahui akan dikejar oleh Fir’aun dan tentaranya, lalu meminta kepada Allah SWT sebagai berikut:

 

Kemudian Musa berdo’a kepada Tuhannya: “Sesungguhnya mereka ini adalah kaum yang berdosa (segerakanlah azab kepada mereka). (Ad Dukhaan 22)

 

Allah SWT mengabulkan permintaan Nabi Musa itu, dan Dia lalu memerintahkan beliau sebagai berikut:

 

(Allah berfirman): “Maka berjalanlah kamu dengan membawa hamba-hamba-Ku pada malam hari, sesungguhnya kamu akan dikejar, dan biarkanlah laut itu tetap terbelah. Sesungguhnya mereka adalah tentara yang akan ditenggelamkan. (Ad Dukhaan 23-24)

 

Dan sesungguhnya telah Kami wahyukan kepada Musa: “Pergilah kamu dengan hamba-hamba-Ku (Bani Israil) di malam hari, maka buatlah untuk mereka jalan yang kering di laut itu, kamu tak usah khawatir akan tersusul dan tidak usah takut (akan tenggelam). (Thaahaa 77)

 

Tilmidzi: “Apakah Fir’aun dan tentaranya dapat mengejar Nabi Musa dan pengikutnya?”

 

Mudariszi: “Nabi Musa dan pengikutnya telah meninggalkan kota lebih dahulu karena wahyu-Nya (perintah-Nya) kepada beliau. Tapi Fir’aun yang berangkat kemudian dapat menyusul Nabi Musa dan pengikutnya, dan hal itu dijelaskan firman-Nya ini:

 

Maka Fir’aun dan bala tentaranya dapat menyusuli mereka di waktu matahari terbit. (Asy Syu’araa’ 60)

 

Dan disanalah Kami dekatkan golongan yang lain. (Asy Syu’araa’ 64)

 

Pengikut Nabi Musa menjadi takut karena mereka telah berada di tepi laut yang tidak ada lagi jalan untuk lari. Nabi Musa lalu menenangkan mereka sebagai berikut:

 

Maka setelah kedua golongan itu saling melihat, berkatalah pengikut-pengkut Musa: “Sesungguhnya kita benar-benar akan tersusul.” Musa menjawab: “Sekali-kali tidak akan tersusul; sesungguhnya Tuhanku besertaku, kelak Dia akan memberi petunjuk kepadaku. (Asy Syu’araa’ 61-62)

 

Pada waktu Fir’aun dan tentaranya makin mendekati Nabi Musa dan pengikutnya di tepi laut, Allah SWT lalu perintahkan Nabi Musa, sebagai berikut:

 

Lalu Kami wahyukan kepada Musa: “Pukullah lautan itu dengan tongkatmu.” Maka terbelahlah lautan itu, dan tiap-tiap belahan adalah seperti gunung yang besar. (Asy Syu’araa’ 63)

 

Setelah laut tersebut dipukul oleh Nabi Musa dengan tongkatnya, laut itu terbelah dua sehingga di antaranya ada daratan yang dapat dilintasi oleh manusia. Allah SWT lalu menyelamatkan Nabi Musa dan kaumnya dengan perintahkan beliau untuk melintasi daratan tersebut bersama dengan pengikutnya. Allah SWT berfirnan:

 

Dan Kami selamatkan Musa dan orang-orang yang besertanya semuanya. (Asy Syu’araa’ 65)

 

Allah SWT juga membiarkan Fir’aun dan tentaranya melintasi daratan itu karena mereka mau mengejar Nabi Musa. Allah SWT berfirman:

 

Dan Kami memungkinkan Bani Israil melintasi laut, lalu mereka diikuti oleh Fir’aun dan bala tentaranya karena hendak menganiaya dan menindas (mereka). (Yunus 90)

 

Tilmidzi: “Apakah Fir’aun dan tentaranya dapat mengejar Nabi Musa dan pengikutnya?”

 

Mudariszi: “Setelah Nabi Musa dan pengikutnya sampai di darat sementara Fir’aun dan tentaranya masih di daratan laut (yang terbelah), Allah SWT lalu mengembalikan air laut yang terbelah itu kepada keadaan semula, sehingga Fir’aun dan seluruh tentaranya tenggelam di laut. Allah SWT menjelaskan hal itu sebagai berikut:

 

Maka Fir’aun dengan bala tentaranya mengejar mereka, lalu mereka ditutup oleh laut yang menenggelamkan mereka. (Thaahaa 78)

 

Dan Kami tenggelamkan golongan yang lain itu. (Asy Syu’araa’ 66)

 

Kemudian (Fir’aun) hendak mengusir mereka (Musa dan pengikut-pengikutnya) dari bumi (Mesir) itu, maka Kami tenggelamkan dia (Fir’aun) serta orang-orang yang bersama-sama dia seluruhnya. (Al Israa’ 103)

 

Tilmidzi: “Apakah yang Fir’aun lakukan setelah mengetahui daratan yang dilaluinya itu tiba-tiba kembali menjadi air laut?”

 

Mudariszi: “Fir’aun dan seluruh tentaranya terkejut tanpa dapat berbuat apapun ketika air laut itu tiba-tiba kembali ke keadaan semula hingga menenggelamkan mereka. Allah SWT menjelaskan ketika Fir’aun hampir tenggelam melalui firman-Nya ini:

 

Hingga bila Fir’aun itu telah hampir tenggelam berkatalah dia: “Saya percaya bahwa tidak ada Tuhan melainkan Tuhan yang dipercayai oleh Bani Israil, dan saya termasuk orang-orang yang berserah diri (kepada Allah).(Yunus 90)

 

Pengakuan Fir’aun itu tidak berguna lagi, karena sebelumnya dia telah melihat sejumlah mu’jizat-Nya tapi semua mu’jizat-Nya itu diingkarinya. Allah SWT berfirman:

 

Apakah sekarang (baru kamu percaya), padahal sesungguhnya kamu telah durhaka sejak dahulu dan kamu termasuk orang-orang yang berbuat kerusakan. (Yunus 91)

 

Tilmidzi: “Apakah dengan Allah SWT menenggelamkan Fir’aun dan kaumnya di laut itu berarti Dia memusnahkan Fir’aun dan pengikutnya yang kafir?”

 

Mudariszi: “Ya! Allah SWT mengutus Nabi Musa dengan membawa mu’jizat-mu’jizat-Nya sebagai peringatan bagi Fir’aun dan kaumnya. Tapi Fir’aun mengingkari semua itu dan dia tetap memerintah dengan sewenang-wenang serta membuat kerusakan. Karena kekafirannya itu, Allah SWT lalu memusnahkan mereka dengan menenggelamkannya ke dalam tanah dan laut. Allah SWT menjelaskan hal itu sebagai berikut:

 

Kemudian Kami utus Musa sesudah Rasul-Rasul itu dengan membawa ayat-ayat Kami kepada Fir’aun dan pemuka-pemuka kaumnya, lalu mereka mengingkari ayat-ayat itu. Maka perhatikanlah bagaimana akibat orang-orang yang membuat kerusakan. (Al A’raaf 103)

 

Dan sesungguhnya telah datang kepada kaum Fir’aun ancaman-ancaman. Mereka mendustakan mu’jizat-mu’jizat Kami kesemuanya, lalu Kami azab mereka sebagai azab dari Yang Maha Perkasa lagi Maha Kuasa. (Al Qamar 41-42)

 

Kemudian Kami menghukum mereka, maka Kami tenggelamkan mereka di laut disebabkan mereka mendustakan ayat-ayat Kami, dan mereka adalah orang-orang yang melalaikan ayat-ayat Kami itu. (Al A’raaf 136)

 

Allah SWT lalu menjadikan badan Fir’aun yang tenggelam itu tidak rusak. Tujuannya sebagai bukti adanya penguasa yang mengingkari ayat-ayat-Nya dan Rasul-Nya hingga diazab-Nya, dan itu menjadi pelajaran bagi orang-orang yang lahir kemudian agar tidak seperti Fir’aun, para pembesarnya dan kaumnya yang kafir. Allah SWT berfirman:

 

Maka pada hari ini Kami selamatkan badanmu supaya kamu dapat menjadi pelajaran bagi orang-orang yang datang sesudahmu dan sesungguhnya kebanyakan dari manusia lengah dari tanda-tanda kekuasaan Kami. (Yunus 92)

 

Maka tatkala mereka membuat Kami murka, Kami menghukum mereka lalu Kami tenggelamkan mereka semuanya (di laut), dan Kami jadikan mereka sebagai pelajaran dan contoh bagi orang-orang yang kemudian. (Az Zukhruf 55-56)

 

Maka Allah mengazabnya dengan azab di akhirat dan azab di dunia. Sesungguhnya pada yang demikian itu terdapat pelajaran bagi orang yang takut (kepada Tuhannya). (An Naazi’aat 25-26)

 

Tilmidzi: “Bagaimana dengan azab-Nya bagi Fir’aun dan kaumnya ketika di akhirat?”

 

Mudariszi: “Azab-Nya bagi Fir’aun dan kaumnya di dunia dengan ditenggelamkan-Nya ke dalam tanah dan laut itu adalah azab-Nya yang keras dan pedih. Fir’aun dan kaumnya merasakan kesakitan dan kepedihan yang amat sangat ketika akan tenggelam dan nyawanya dicabut oleh malaikat maut. Kerasnya azab-Nya itu dijelaskan firman-Nya ini:

 

Maka Fir’aun mendurhakai Rasul itu, lalu Kami siksa dia dengan siksaan yang berat. (Al Muzzammil 16)

 

Maka Kami hukumlah Fir’aun dan bala tentaranya, lalu Kami lemparkan mereka ke dalam laut. Maka lihatlah bagaimana akibat orang-orang yang zalim. (Al Qashash 40)

 

Ketika dalam kubur, Fir’aun dan kaumnya tetap mendapatkan azab-Nya (azab kubur), yaitu mereka melihat tempatnya di neraka. Penglihatan mereka itu akan membuat hati mereka tersiksa. Allah SWT menjelaskan hal itu sebagai berikut:

 

Kepada mereka dinampakkan neraka pada pagi dan petang, dan pada hari terjadinya kiamat. (Dikatakan kepada malaikat): “Masukkanlah Fir’aun dan kaumnya ke dalam azab yang sangat keras. (Al Mu’min 46)

 

Pada hari kiamat, Fir’aun dan kaumnya itu akan menjadi sebagai berikut:

 

Ia berjalan di muka kaumnya di hari kiamat lalu memasukkan mereka ke dalam neraka. Neraka itu seburuk-buruk tempat yang didatangi. (Huud 98)

 

Dan Kami jadikan mereka pemimpin-pemimpin yang menyeru (manusia) ke neraka dan pada hari kiamat mereka tidak akan ditolong (Al Qashash 41)

 

Allah SWT lalu menjelaskan pandangan semua makhluk di langit dan di bumi terhadap Fir’aun dan kaumnya, sebagai berikut:

 

Maka langit dan bumi tidak menangisi mereka dan merekapun tidak diberi tangguh. (Ad Dukhaan 29)

 

Dan mereka selalu diikuti dengan kutukan di dunia ini dan (begitu pula) di hari kiamat. Laknat itu seburuk-buruk pemberian yang diberikan. (Huud 99)

 

Tilmidzi: “Bagaimana dengan orang-orang beriman yang diselamatkan oleh Allah SWT?”

 

Mudariszi: “Fir’aun dan kaumnya yang tenggelam dalam laut meninggalkan negeri Mesir sebagai berikut:

 

Maka Kami keluarkan Fir’aun dan kaumnya dari taman-taman dan mata air dan (dari) perbendaharaan dan kedudukan yang mulia. (Asy Syu’araa’ 57-58)

 

Alangkah banyaknya taman dan mata air yang mereka tinggalkan, dan kebun-kebun serta tempat-tempat yang indah-indah, dan kesenangan-kesenangan yang mereka menikmatinya. (Ad Dukhaan 25-27)

 

Semua yang ditinggalkan oleh Fir’aun dan kaumnya itu lalu diwariskan oleh Allah SWT kepada Bani Israil, dan hal itu dijelaskan firman-Nya ini:

 

Demikianlah halnya dan Kami anugerahkan semuanya (itu) kepada Bani Israil. (Asy Syu’araa’ 59)

 

Dan Kami pusakakan kepada kaum yang telah ditindas itu, negeri-negeri bahagian timur bumi dan bahagian baratnya yang telah Kami beri berkah padanya. Dan telah sempurnalah perkataan Tuhanmu yang baik (sebagai janji) untuk Bani Israil disebabkan kesabaran mereka. Dan Kami hancurkan apa yang telah dibuat Fir’aun dan kaumnya dan apa yang telah dibangun mereka. (Al A’raaf 137)

 

Dan Allah SWT lalu menjelaskan kepada Bani Israil sebagai berikut:

 

Dan Kami berfirman sesudah itu kepada Bani Israil: “Diamlah di negeri ini, maka apabila datang masa berbangkit, niscaya Kami datangkan kamu dalam keadaan bercampur baur (dengan musuhmu). (Al Israa’ 104)

 

Dan sesungguhnya telah Kami selamatkan Bani Israil dari siksaan yang menghinakan dari (azab) Fir’aun. Sesungguhnya dia adalah orang yang sombong, salah seorang dari orang-orang yang melampaui batas. (Ad Dukhaan 30-31)

 

Dan sesungguhnya Kami telah melimpahkan nikmat atas Musa dan Harun. Dan Kami selamatkan keduanya dan kaumnya dari bencana yang besar. Dan Kami tolong mereka, maka jadilah mereka orang-orang yang menang. (Ash Shaaffaat 114-116)

 

Wallahu a’lam.

Leave a Reply