Dialog Seri 20: 32
Tilmidzi: “Mengapa Allah SWT memberikan Taurat kepada Nabi Musa?”
Mudariszi: “Allah SWT menjelaskan hal itu sebagai berikut:
Allah berfirman: “Hai Musa sesungguhnya Aku memilih (melebihkan) kamu dari manusia yang lain (di masamu) untuk membawa risalah-Ku dan untuk berbicara langsung dengan-Ku.” (Al A’raaf 144)
Allah SWT berbicara langsung dengan Nabi Musa (dalam firman-Nya di atas) itu bukan hanya terjadi ketika Dia memberikan Taurat, tapi juga terjadi ketika Dia mengutus beliau kepada Fir’aun dan kaumnya di bukit Thuwa. Allah SWT berfirman:
Maka ketika ia datang ke tempat api itu ia dipanggil: “Hai Musa. Sesungguhnya Aku inilah Tuhanmu, maka tanggalkanlah kedua terompahmu; sesungguhnya kamu berada di lembah yang suci, Thuwa. Dan Aku telah memilih kamu, maka dengarkanlah apa yang akan diwahyukan (kepadamu).” (Thaahaa 11-13)
Allah SWT melebihkan Nabi Musa dari manusia lain dan melebihkan Bani Israil dari bangsa-bangsa lain di masa itu terlihat dari penindasan Fir’aun, penguasa negeri yang besar yang sangat kejam terhadap Bani Israil hingga Dia mengutus Nabi Musa kepada Fir’aun dan Dia membantu beliau mengalahkan Fir’aun. Allah SWT berfirman:
Dan sesungguhnya telah Kami pilih mereka dengan pengetahuan (Kami) atas bangsa-bangsa. (Ad Dukhaan 32)
Dan Kami pusakakan kepada kaum yang telah ditindas itu, negeri-negeri bahagian timur bumi dan bahagian baratnya yang telah Kami beri berkah padanya. Dan telah sempurnalah perkataan Tuhanmu yang baik (sebagai janji) untuk Bani Israil disebabkan kesabaran mereka. Dan Kami hancurkan apa yang telah dibuat Fir’aun dan kaumnya dan apa yang telah dibangun mereka. (Al A’raaf 137)
Tilmidzi: “Apakah Taurat yang dari Allah SWT kepada Nabi Musa itu untuk manusia?”
Mudariszi: “Ya! Dan Allah SWT menjelaskan hal itu sebagai berikut:
Dan sesungguhnya telah Kami berikan kepada Musa Al-Kitab (Taurat) sesudah Kami binasakan generasi-generasi yang terdahulu, untuk menjadi pelita bagi manusia dan petunjuk dan rahmat agar mereka ingat. (Al Qashash 43)
Allah SWT binasakan generasi-generasi terdahulu yaitu kaum-kaum sebelum Fir’aun dan kaum Fir’aun yang semuanya kafir kepada-Nya dan kepada Rasul-Nya. Lalu Allah SWT turunkan Taurat kepada Nabi Musa karena Dia menghendaki Nabi Musa menyampaikan Taurat dan menjelaskan agama-Nya kepada kaum-kaum yang tidak mengikuti agama-Nya atau yang tidak menyembah-Nya. Adanya pengajaran Taurat dan penjelasan Nabi Musa tersebut, karena Allah SWT menghendaki tidak ada lagi manusia yang tidak menyembah-Nya atau yang menyekutukan-Nya. Allah SWT berfirman:
Dan telah Kami tuliskan untuk Musa pada luh-luh (Taurat) segala sesuatu sebagai pelajaran dan penjelasan bagi segala sesuatu. (Al A’raaf 145)
Kemudian Kami telah memberikan Al Kitab (Taurat) kepada Musa untuk menyempurnakan (nikmat Kami) kepada orang yang berbuat kebaikan dan untuk menjelaskan segala sesuatu dan sebagai petunjuk dan rahmat agar mereka beriman (bahwa) mereka akan menemui Tuhan mereka. (Al An’aam 154)
Tilmidzi: “Jika demikian, apakah Taurat itu bukan untuk Bani Israil saja?”
Mudariszi: “Allah SWT tidak menjelaskan Taurat tersebut untuk Bani Israil, tetapi Dia menjelaskan Taurat itu sebagai berikut:
Dan Kami berikan kepada Musa Kitab (Taurat) dan Kami jadikan Kitab Taurat itu petunjuk bagi Bani Israil (dengan firman): “Janganlah kamu mengambil penolong selain Aku.” (Al Israa’ 2)
Dan Kami jadikan Al Kitab (Taurat) itu petunjuk bagi Bani Israil. (As Sajdah 23)
Dan sesungguhnya telah Kami berikan Al Kitab (Taurat) kepada Musa agar mereka (Bani Israil) mendapat petunjuk. (Al Mu’minuun 49)
Dengan demikian Taurat adalah kitab petunjuk bagi Bani Israil. Dan karena Bani Israil itu salah satu kaum di antara kaum-kaum (manusia) di dunia, maka Taurat juga kitab petunjuk untuk manusia (atau kaum-kaum). Taurat diturunkan-Nya kepada Nabi Musa dalam bahasa Bani Israil karena Nabi Musa dari Bani Israil. Allah SWT berfirman:
Kami tidak mengutus seorang Rasulpun, melainkan dengan bahasa kaumnya, supaya ia dapat memberi penjelasan dengan terang kepada mereka. (Ibrahim 4)
Sehingga agar Taurat sampai kepada manusia, maka yang paling mudah bagi Nabi Musa untuk menjelaskan Taurat kepada manusia itu dengan beliau menyampaikan dan menjelaskan kepada Bani Israil terlebih dahulu. Tapi sebelum itu, Nabi Musa harus memahami jalan-Nya yang lurus atau jalan-Nya yang benar yang dapat dipelajarinya dan diketahuinya dari kitab petunjuk Taurat tersebut. Allah SWT berfirman:
Dan sesungguhnya Kami telah melimpahkan nikmat atas Musa dan Harun. Dan Kami selamatkan keduanya dan kaumnya dari bencana yang besar. Dan Kami tolong mereka, maka jadilah mereka orang-orang yang menang. Dan Kami berikan kepada keduanya Kitab yang sangat jelas. Dan Kami tunjuki keduanya ke jalan yang lurus. (Ash Shaaffaat 114-118)
Dan sesungguhnya Kami telah mengutus Musa dengan membawa ayat-ayat Kami, (dan Kami perintahkan kepadanya): “Keluarkanlah kaummu dari gelap gulita kepada cahaya terang benderang dan ingatkanlah mereka kepada hari-hari Allah.” Sesungguhnya pada yang demikian itu terdapat tanda-tanda (kekuasaan Allah) bagi setiap orang yang penyabar dan banyak bersyukur. (Ibrahim 5)
Bani Israil yang diberikan-Nya petunjuk itulah yang lalu menyampaikan dan menjelaskan Taurat kepada manusia, atau menunjuki manusia ke jalan yang benar dengan Taurat. Contoh, seperti menjelaskan kaum Fir’aun yang tidak kafir. Allah SWT berfirman:
Dan di antara kaum Musa itu terdapat suatu umat yang memberi petunjuk (kepada manusia) dengan hak dan dengan yang hak itulah mereka menjalankan keadilan. (Al A’raaf 159)
Dan Kami jadikan Al Kitab (Taurat) itu petunjuk bagi Bani Israil. Dan Kami jadikan di antara mereka itu pemimpin-pemimpin yang memberi petunjuk dengan perintah Kami ketika mereka sabar. Dan adalah mereka meyakini ayat-ayat Kami. (As Sajdah 23-24)
Karena Bani Israil adalah kaum pertama yang diajarkan tentang Taurat (yang berbahasa Bani Israil), maka mereka merupakan kaum yang paling mengetahui tentang Taurat. Sehingga Allah SWT lalu mewariskan Taurat kepada Bani Israil. Allah SWT berfirman:
Dan sesungguhnya telah Kami berikan petunjuk kepada Musa; dan Kami wariskan Taurat kepada Bani Israil untuk menjadi petunjuk dan peringatan bagi orang-orang yang berfikir. (Al Mu’min 53-54)
Tilmidzi: “Jika Taurat mengeluarkan manusia dari kegelapan kepada kehidupan yang terang, apakah Taurat menjelaskan tentang syariat agama-Nya?”
Mudariszi: “Ya! Allah SWT menjelaskan dalam Taurat itu tentang agama-Nya dan syariat (peraturan) dan hukum-hukum agama-Nya bagi manusia ketika menjalani hidupnya di dunia. Allah SWT menjelaskan hal itu sebagai berikut:
Dan (ingatlah), ketika Kami mengambil janji dari Bani Israil (yaitu): janganlah kamu menyembah selain Allah dan berbuat baiklah kepada Ibu Bapak, kaum kerabat, anak-anak yatim, dan orang-orang miskin, serta ucapkanlah kata-kata yang baik kepada manusia, dirikanlah shalat dan tunaikanlah zakat. Kemudian kamu tidak memenuhi janji itu, kecuali sebahagian kecil daripada kamu, dan kamu selalu berpaling. (Al Baqarah 83)
Dan (ingatlah), ketika Kami mengambil janji dari kamu (yaitu): kamu tidak akan menumpahkan darahmu (membunuh orang), dan kamu tidak akan mengusir dirimu (saudaramu sebangsa) dari kampung halamanmu, kemudian kamu berikrar (akan memenuhinya) sedang kamu mempersaksikannya. (Al Baqarah 84)
Tidakkah kamu memperhatikan orang-orang yang telah diberi bahagian yaitu Al Kitab (Taurat), mereka diseru kepada Kitab Allah supaya Kitab itu menetapkan hukum di antara mereka. (Ali ‘Imran 23)
Dan bagaimanakah mereka mengangkatmu menjadi hakim mereka, padahal mereka mempunyai Taurat yang di dalamnya (ada) hukum Allah. (Al Maa-idah 43)
Taurat juga menjelaskan tentang perkara yang berkaitan dengan perbuatan yang benar dan yang salah bagi manusia agar manusia mengetahuinya dan menjalani hidupnya di dunia dengan selamat. Keterangan yang membedakan antara yang benar (yang hak) dan yang salah (yang batil) itu menunjukkan bahwa Taurat merupakan kitab pelajaran bagi manusia agar mereka mengetahui jalan yang benar (lurus) dan mengetahui perbuatan-perbuatan yang benar ketika menjalani hidup di dunia, dan agar mereka bertakwa hingga mereka terhindar dari azab-Nya di hari kiamat. Allah SWT berfirman:
Dan (ingatlah), ketika Kami berikan kepada Musa Al Kitab (Taurat) dan keterangan yang membedakan antara yang benar dan yang salah, agar kamu mendapat petunjuk. (Al Baqarah 53)
Dan sesungguhnya telah Kami berikan kepada Musa dan Harun Kitab Taurat dan penerangan serta pengajaran bagi orang-orang yang bertakwa, (yaitu) orang-orang yang takut akan (azab) Tuhan mereka, sedang mereka tidak melihat-Nya, dan mereka merasa takut akan (tibanya) hari kiamat. (Al Anbiyaa’ 48-49)
Karena itu Allah SWT perintahkan Nabi Musa dan umatnya agar memegang teguh Taurat dengan taat mengikuti perintah dan larangan yang Dia tetapkan dalam Taurat (agama-Nya) dengan sebaik-baiknya. Allah SWT berfirman:
“Sebab itu berpegang teguhlah kepada apa yang Aku berikan kepadamu dan hendaklah kamu termasuk orang-orang yang bersyukur.” (Al A’raaf 144)
Maka (Kami berfirman): “Berpeganglah kepadanya dengan teguh dan suruhlah kaummu berpegang kepada (perintah-perintah-Nya) dengan sebaik-baiknya.” (Al A’raaf 145)
Tilmidzi: “Jika demikian, apakah Taurat itu tidak berbeda dengan Al Qur’an?”
Mudariszi: “Allah SWT menjelaskan tentang Al Qur’an melalui firman-Nya ini:
Dan sebelum Al Qur’an itu telah ada kitab Musa sebagai petunjuk dan rahmat. (Al Ahqaaf 12)
Dan sesungguhnya telah Kami berikan kepada Musa Al Kitab (Taurat), maka janganlah kamu (Muhammad) ragu-ragu menerima (Al Qur’an). (As Sajdah 23)
Firman-Nya di atas menunjukkan kedua kitab tersebut dari Allah SWT yang diturunkan kepada Rasul-Nya yang berbeda. Jika Taurat untuk manusia dan sebagai petunjuk bagi manusia, maka demikian pula dengan Al Qur’an, seperti dijelaskan firman-Nya ini:
Sesungguhnya Kami menurunkan kepadamu Al-Kitab (Al Qur’an) untuk manusia dengan membawa kebenaran; siapa yang mendapat petunjuk, maka (petunjuk itu) untuk dirinya sendiri, dan siapa yang sesat, maka sesungguhnya dia semata-mata sesat buat (kerugian) dirinya sendiri, dan kamu sekali-kali bukanlah orang yang bertanggung jawab terhadap mereka. (Az Zumar 41)
Kitab (Al Qur’an) ini tidak ada keraguan padanya; petunjuk bagi mereka yang bertakwa. (Al Baqarah 2)
Jika Taurat diturunkan dalam bahasa Bani Israil atau kaum Nabi Musa dan diajarkan pertama kali kepada Bani Israil, maka demikian pula dengan Al Qur’an yang diturunkan dalam bahasa Arab (Quraisy) atau bahasa kaum Rasulullah SAW dan diajarkan pertama kali kepada Arab Quraisy, seperti dijelaskan oleh Rasulullah SAW sebagai berikut:
Dari Anas, dia berkata: “Sesungguhnya Utsman mengundang Zaid bin Tsabit, Abdullah bin Zubair, Sa’id bin Ash dan Abdur Rahman bin Harits bin Hisyam, maka mereka menyalinnya (Al-Qur’an) ke dalam mushhaf-mushhaf. Dan berkatalah Utsman kepada sekelompok orang-orang Quraisy bertiga (empat orang tersebut selain Zaid bin Tsabit, yang bukan Quraisy) itu: “Apabila kalian berselisih dengan Zaid bin Tsabit dalam suatu (bacaan) dalam Al-Qur’an, maka tulislah itu dengan bahasa Quraisy. Sesungguhnya Al-Qur’an itu turun dengan bahasa mereka.” Maka mereka melaksanakan demikian.” (HR Bukhari)
Dari Abu Hurairah dari Rasulullah SAW. Dia menyebutkan beberapa hadits di antaranya Rasulullah SAW bersabda: “Manusia itu ikut kepada kaum Quraisy dalam masalah kebajikan dan keburukan. Kemusliman mereka ikut pada kemusliman kaum Quraisy, demikian pula kekufuran mereka juga ikut pada kekufuran kaum Quraisy.” (HR Muslim)
Jika Allah SWT menunjuki manusia ke jalan yang lurus dengan Taurat sehingga mereka keluar dari kegelapan kepada kehidupan yang terang, maka demikian pula dengan All Qur’an, sebagai berikut:
Dan demikianlah Kami wahyukan kepadamu wahyu (Al Qur’an) dengan perintah Kami. Sebelumnya kamu tidaklah mengetahui apakah Al-Kitab (Al Qur’an) dan tidak pula mengetahui apakah iman itu, tetapi Kami menjadikan Al Qur’an itu cahaya, yang Kami tunjuki dengan dia siapa yang Kami kehendaki di antara hamba-hamba Kami. Dan sesungguhnya kamu benar-benar memberi petunjuk kepada jalan yang lurus. (Asy Syuura 52)
Sesungguhnya telah datang kepadamu cahaya (Rasul Muhammad) dari Allah, dan Kitab (Al Qur’an) yang menerangkan. Dengan Kitab (Al Qur’an) itulah Allah menunjuki orang-orang yang mengikuti keridhaan-Nya ke jalan keselamatan, dan (dengan Kitab itu pula) Allah mengeluarkan orang-orang itu dari gelap gulita kepada cahaya yang terang benderang dengan seizin-Nya dan menunjuki mereka ke jalan yang lurus. (Al Maa-idah 15-16)
Jika Taurat menjelaskan agama-Nya dan syariat agama-Nya dengan hukum-hukum agama, maka demikian pula dengan Al Qur’an, seperti dijelaskan firman-Nya ini:
Kemudian Kami jadikan kamu berada di atas suatu syariat (peraturan) dari urusan (agama) itu, maka ikutilah syariat itu. (Al Jaatsiyah 18)
Dan demikianlah, Kami telah menurunkan Al Qur’an itu sebagai peraturan (yang benar) dalam bahasa Arab. (Ar Ra’d 37)
(Allah telah menetapkan hukum itu) sebagai ketetapan-Nya atas kamu. (An Nisaa’ 24)
Jika Taurat menjelaskan perkara yang berkaitan dengan perbuatan yang benar dan yang salah, maka demikian pula dengan Al Qur’an, seperti dijelaskan firman-Nya ini:
(Beberapa hari yang ditentukan itu ialah) bulan Ramadhan, bulan yang di dalamnya diturunkan (permulaan) Al Qur’an sebagai petunjuk bagi manusia dan penjelasan-penjelasan mengenai petunjuk itu dan pembeda (antara yang hak dan yang batil). (Al Baqarah 185)
Dan Kami telah menunjukkan kepadanya dua jalan (yaitu jalan kebajikan dan jalan kejahatan). (Al Balad 10)
Dan demikianlah Kami terangkan ayat-ayat Al Qur’an, (supaya jelas jalan orang-orang yang saleh) dan supaya jelas (pula) jalan orang-orang yang berdosa. (Al An’aam 55)
Sehingga tidak ada beda antara Taurat dan Al Qur’an karena kedua kitab itu sama-sama menjelaskan agama Allah dari Allah SWT Tuhan semesta alam, Tuhan Yang Maha Esa.”
Tilmidzi: “Tapi apakah ada yang membedakan Taurat dan Al Qur’an?”
Mudariszi: “Allah SWT telah menurunkan kitab Taurat dan kitab Al Qur’an kepada dua Rasul yang berbeda dan dalam waktu yang berbeda pula. Perbedaan Rasul dan waktu itu membuat setiap Rasul memiliki umatnya masing-masing. Allah SWT menetapkan setiap umat Rasul mempunyai syari’at agama-Nya masing-masing, sebagai berikut:
Bagi tiap-tiap umat telah Kami tetapkan syari’at tertentu yang mereka lakukan. (Al Hajj 67)
Untuk tiap-tiap umat di antara kamu, Kami berikan aturan dan jalan yang terang. (Al Maa-idah 48)
Wallahu a’lam.