Dialog Seri 20: 52
Tilmidzi: “Kapan orang-orang kafir dari Ahli Kitab yang merubah kitab-Nya dan agama-Nya itu akan diazab-Nya?”
Mudariszi: “Orang-orang kafir yang merubah Taurat dan Injil hingga agama-Nya berubah dan umat Rasul berselisih serta membuat orang-orang menjadi kafir itu akan diazab-Nya di akhirat setelah perbuatan mereka dihisab-Nya. Allah SWT berfirman:
Dan sesungguhnya telah Kami berikan kepada Bani Israil Al Kitab (Taurat), kekuasaan dan kenabian dan Kami berikan kepada mereka rezeki-rezeki yang baik dan Kami lebihkan mereka atas bangsa-bangsa (pada masanya). Dan Kami berikan kepada mereka keterangan-keterangan yang nyata tentang urusan (agama); maka mereka tidak berselisih melainkan sesudah datang kepada mereka pengetahuan karena kedengkian (yang ada) di antara mereka. Sesungguhnya Tuhanmu akan memutuskan antara mereka pada hari kiamat terhadap apa yang mereka selalu berselisih padanya. (Al Jaatsiyah 16-17)
Tilmidzi: “Siapakah Rasul-Nya yang membawa kitab-Nya atau agama-Nya untuk manusia termasuk untuk Ahli Kitab dan orang-orang musyrik?”
Mudariszi: “Allah SWT mengutus Rasul-Nya dari bangsa Arab bernama Muhammad. Beliau diberikan-Nya kitab Al Qur’an untuk manusia yang di dalamnya terdapat penjelasan tentang Dia, agama-Nya, syariat agama-Nya, manusia dan perkara-perkara yang tidak diketahui oleh manusia. Allah SWT berfirman:
Sesungguhnya Kami menurunkan kepadamu Al-Kitab (Al Qur’an) untuk manusia dengan membawa kebenaran. (Az Zumar 41)
Bacalah dengan (menyebut) nama Tuhanmu Yang menciptakan. Dia telah menciptakan manusia dari segumpal darah. Bacalah, dan Tuhanmulah Yang Maha Pemurah. Yang mengajar (manusia) dengan perantaraan kalam. Dia mengajarkan kepada manusia apa yang tidak diketahuinya. (Al ’Alaq 1-5)
Manusia dalam firman-Nya di atas bukan saja umat Islam tapi jiga termasuk Ahli Kitab dan orang-orang musyrik. Demikian pula dengan Rasulullah SAW yang menerima Al Qur’an, yaitu diutus-Nya untuk manusia, seperti dijelaskan firman-Nya ini:
Dan Kami tidak mengutus kamu, melainkan kepada umat manusia seluruhnya sebagai pembawa berita gembira dan sebagai pemberi peringatan. (Saba’ 28)
Rasulullah SAW pula menjelaskan bahwa Al Qur’an itu untuk Ahli Kitab dan orang-orang musyrik, sebagai berikut:
Dari ‘Iyaadl bin Himar Al Mujasyi’iy, bahwa pada suatu hari Rasulullah SAW bersabda dalam khutbahnya: “Ingat, sesungguhnya pada hari ini Tuhanku memerintahkan aku agar mengajarkan kepadamu sebagian apa yang aku ketahui tetapi tidak kamu ketahui. Dia berfirman: “Semua harta yang Aku karuniakan kepada seorang hamba adalah halal. Sesungguhnya Aku ciptakan hamba-hamba–Ku dalam keadaan muslim semuanya, kemudian setan mendatangi mereka lalu menyimpangkan mereka dari agama mereka, mengharamkan atas mereka apa yang telah Aku halalkan dan memerintahkan mereka agar mempersekutukan Aku dengan sesuatu yang Aku tidak menurunkan hujjah tentang itu.” Sesungguhnya Allah memperhatikan penduduk bumi, maka Dia murka terhadap mereka (terjadi sebelum Nabi Muhammad SAW dijadikan Rasul), baik bangsa Arab maupun lainnya, kecuali yang masih tersisa dari Ahli Kitab (orang-orang yang masih berpegang dengan agama yang hak). Allah berfirman: “Aku mengutusmu hanyalah untuk menguji kamu dan menguji (manusia) dengan kamu, dan Aku turunkan kepadamu Kitab (Al Qur’an) yang tidak dapat dibasuh dengan air (terjaga di dalam dada) yang kamu baca dalam keadaan tidur atau jaga.” (HR Muslim)
Al Qur’an juga untuk Ahli Kitab, karena Al Qur’an itu membenarkan Taurat dan Injil serta menjelaskan perselisihan di antara Ahli Kitab itu agar mereka tidak lagi berselisih dan kembali beragama dengan agama-Nya yang benar. Allah SWT berfirman:
Dia menurunkan Al Kitab kepadamu dengan sebenarnya; membenarkan Kitab yang telah diturunkan sebelumnya dan menurunkan Taurat dan Injil sebelum (Al Qur’an). (Ali ’Imran 3-4)
Sesungguhnya Al Qur’an ini menjelaskan kepada Bani Israil sebahagian besar dari (perkara-perkara) yang mereka berselisih tentangnya. (An Naml 76)
Al Qur’an itu bukan saja untuk Ahli Kitab, tapi juga untuk orang-orang musyrik, yaitu orang-orang yang tidak beragama dengan agama-Nya, itu dijelaskan firman-Nya ini:
(Kami turunkan Al Qur’an itu) agar kamu (tidak) mengatakan: “Bahwa Kitab itu hanya diturunkan kepada dua golongan (Yahudi dan Nasrani) saja sebelum kami, dan sesungguhnya kami tidak memperhatikan apa yang mereka baca.” (Al An’aam 156)
Allah SWT menghendaki orang-orang musyrik tidak lagi menyekutukan-Nya karena itu akan membuat mereka menjadi orang-orang yang rugi ketika di akhirat.”
Tilmidzi: “Mengapa Allah SWT memilih Rasul-Nya yang diberikan kitab-Nya dari Arab?”
Mudariszi: “Allah SWT adalah Tuhan Pencipta dan Pemilik langit dan bumi beserta semua yang ada di langit dan di bumi. Allah SWT berfirman:
Allah-lah yang menciptakan langit dan bumi dan apa yang ada di antara keduanya dalam enam masa. (As Sajdah 4)
Kepunyaan-Nya-lah semua yang ada di langit, semua yang di bumi, semua yang di antara keduanya dan semua yang di bawah tanah. (Thaahaa 6)
Karena sebagai Pencipta dan Pemilik, maka Allah SWT lah Pemelihara semua yang ada di langit dan di bumi termasuk mengurus semua makhluk-Nya. Allah SWT berfirman:
Allah menciptakan segala sesuatu dan Dia memelihara segala sesuatu. (Az Zumar 62)
Allah mengatur urusan (makhluk-Nya). (Ar Ra’d 2)
Karena Allah SWT adalah Pencipta, Pemilik, Pemelihara langit dan bumi, maka hanya Dia saja yang berhak untuk menetapkan atas segala sesuatu yang ada di langit dan di bumi. Allah SWT berfirman:
Ingatlah, menciptakan dan memerintah hanyalah hak Allah. Maha Suci Allah, Tuhan semesta alam. (Al A’raaf 54)
Menetapkan hukum itu hanyalah hak Allah. (Al An’aam 57)
Keputusan menetapkan (sesuatu) hanyalah hak Allah. (Yusuf 67)
Menetapkan hukum dalam firman-Nya di atas termasuk menetapkan hukum-hukum yang Dia jelaskan dalam kitab-Nya yang Dia turunkan kepada Rasul-Nya. Menetapkan Rasul itu pula termasuk hak Allah dalam menetapkan sesuatu seperti dalam firman-Nya di atas. Dan hal itu dijelaskan pula dalam firman-Nya ini:
Allah menentukan rahmat-Nya (kenabian) kepada siapa yang dikehendaki-Nya, dan Allah mempunyai karunia yang besar. (Ali ‘Imran 74)
Karena itu hak Allah dalam menetapkan Rasul-Nya dalam menolong pengikut-pengikut Taurat dan Injil (Ahli Kitab) yang lahir kemudian untuk bertaubat dan tidak tersesat. Rasul-Nya tersebut dari bangsa Arab, yaitu Muhammad SAW dengan diberikan pula kitab-Nya yaitu Al Qur’an. Dan beliau itu penutup Nabi-Nabi atau Nabi yang terakhir yang diutus-Nya ke bumi. Allah SWT berfirman:
Muhammad itu sekali-kali bukanlah Bapak dari seorang laki-laki di antara kamu, tetapi dia adalah Rasulullah dan penutup Nabi-Nabi. (Al Ahzab 40)
Tilmidzi: “Bagaimana jika Rasul-Nya dari Arab atau Rasulullah SAW itu dibunuh oleh Bani Israil atau orang-orang musyrik?”
Mudariszi: “Bukan tidak mungkin Rasul-Nya dari Arab itu akan diingkari atau akan dibunuh oleh orang-orang kafir tersebut. Tapi Allah SWT mengetahui hal itu, sehingga Dia akan mengawasi dan menjaga Rasul-Nya itu yang diawali dari ketika beliau menyampaikan agama-Nya dengan Al Qur’an. Allah SWT berfirman:
Hai Rasul, sampaikanlah apa yang diturunkan kepadamu dari Tuhanmu. Dan jika tidak kamu kerjakan (apa yang diperintahkan itu, berarti) kamu tidak menyampaikan amanat-Nya. Allah memelihara kamu dari (gangguan) manusia. (Al Maa-idah 67)
Dan bersabarlah dalam menunggu ketetapan Tuhanmu, maka sesungguhnya kamu berada dalam penglihatan Kami. (Ath Thuur 48)
Allah SWT memerintahkan Rasul-Nya itu untuk tetap menyampaikan agama-Nya dan syariat agama-Nya tanpa harus tergoda (terhasut) oleh orang-orang kafir yang berusaha menggagalkannya, karena Al Qur’an dan agama-Nya itu untuk keselamatan mereka dan orang-orang yang lahir kemudian. Allah SWT berfirman:
Bagi tiap-tiap umat telah Kami tetapkan syari’at tertentu yang mereka lakukan, maka janganlah sekali-kali mereka membantah kamu dalam urusan (syari’at) ini dan serulah kepada (agama) Tuhanmu. Sesungguhnya kamu benar-benar berada pada jalan yang lurus. Dan jika mereka membantah kamu, maka katakanlah: “Allah lebih mengetahui tentang apa yang kamu kerjakan.” (Al Hajj 67-68)
Tilmidzi: “Bagaimana jika Al Qur’an atau kitab-Nya yang akan diturunkan-Nya itu dirubah seperti mereka merubah Taurat dan Injil?”
Mudariszi: “Ayat-ayat Al Qur’an itu sendiri bukan tidak mungkin akan dirubah oleh orang-orang kafir tersebut, tapi Allah SWT menjelaskan hal itu sebagai berikut:
Dan bacakanlah apa yang diwahyukan kepadamu, yaitu Kitab Tuhan-mu (Al Qur’an). Tidak ada (seorangpun) yang dapat merubah kalimat-kalimat-Nya. (Al Kahfi 27)
Telah sempurnalah kalimat Tuhanmu (Al Qur’an), sebagai kalimat yang benar dan adil. Tidak ada yang dapat merubah-rubah kalimat-kalimat-Nya. (Al An’aam 115)
Sesungguhnya Kami-lah yang menurunkan Al Qur’an, dan sesungguhnya Kami benar-benar memeliharanya. (Al Hijr 9)
Allah SWT memelihara Al Qur’an tersebut hingga kiamat. Dengan Rasulullah SAW sebagai penutup Nabi-Nabi, maka agama-Nya yang dijelaskan oleh Al Qur’an dan Rasulullah SAW itu akan berlaku hingga kiamat. Dan umat Rasulullah SAW (umat Islam) telah mengetahui musuh-musuhnya yaitu syaitan-syaitan dari golongan jin dan dari golongan manusia, sedangkan syaitan dari golongan manusia itu terdiri dari orang-orang kafir dari Ahli Kitab dan dari kaum musyrik dan orang-orang munafik dari umat Islam.”
Wallahu a’lam.