Bagaimana Kisah Nabi Ilyas, Nabi Ilyasa’, Nabi Dzulkifli?

Dialog Seri 20: 42

 

Tilmidzi: “Apakah Nabi Ilyas itu Rasul Allah?”

 

Mudariszi: “Ya! Dan Allah SWT menjelaskan hal itu dalam firman-Nya ini:

 

Dan sesungguhnya Ilyas benar-benar termasuk salah seorang Rasul-Rasul. (Ash Shaaffat 123)

 

Nabi Ilyas adalah salah satu anak cucu dari Nabi Ya’qub (Israil), sehingga beliau itu Nabi dari Bani Israil. Allah SWT menjadikan Nabi Ilyas sebagai orang yang saleh, dan hal itu dijelaskan firman-Nya ini:

 

Dan Zakaria, Yahya, ‘Isa dan Ilyas, semuanya termasuk orang-orang yang saleh. (An An’aam 85)

 

Tilmidzi: “Kaum apakah Nabi Ilyas itu diutus oleh Allah SWT?”

 

Mudariszi: “Allah SWT menjelaskan Dia mengutus Nabi Ilyas dengan diberikan ayat-ayat-Nya kepada suatu kaum yang menyembah tuhan (patung) berhala yang diberikan nama Ba’l oleh mereka. Nabi Ilyas lalu menyeru kepada mereka untuk menyembah Allah SWT saja dan mengikuti agama-Nya. Allah SWT menjelaskan hal itu sebagai berikut:

 

(Ingatlah) ketika ia berkata kepada kaumnya: “Mengapa kamu tidak bertakwa? Patutkah kamu menyembah Ba’l (berhala) dan kamu tinggalkan sebaik-baik Pencipta, (yaitu) Allah Tuhanmu dan Tuhan Bapak-Bapakmu terdahulu?” (Ash Shaaffaat 124-126)

 

Tapi kaum tersebut tidak mau mengikuti seruan Nabi Ilyas tersebut, sehingga Allah SWT menjelaskan tentang mereka sebagai berikut:

 

Maka mereka mendustakannya, karena itu mereka akan diseret (ke neraka), kecuali hamba-hamba Allah yang dibersihkan (dari dosa). (Ash Shaaffaat 127-128)

 

Allah SWT membalas kebaikan Nabi Ilyas yang telah menyampaikan ayat-ayat-Nya kepada kaum tersebut, sebagai berikut

 

Dan Kami abadikan untuk Ilyas (pujian yang baik) di kalangan orang-orang yang datang kemudian, (yaitu): “Kesejahteraan dilimpahkan atas Ilyas. Sesungguhnya demikianlah Kami memberi balasan kepada orang-orang yang berbuat baik. Sesungguhnya dia termasuk hamba-hamba Kami yang beriman. (Ash Shaaffaat 129-132)

 

Tilmidzi: “Bagaimana dengan kisah Nabi Ilyasa’?”

 

Mudariszi: “Allah SWT tidak banyak menjelaskan kisah Nabi Ilyasa’ kecuali seperti yang dijelaskan firman-Nya ini:

 

Dan ingatlah akan Ismail, Ilyasa’ dan Dzulkifli. Semuanya termasuk orang-orang yang paling baik. Ini adalah kehormatan (bagi mereka). Dan sesungguhnya bagi orang-orang yang bertakwa benar-benar (disediakan) tempat kembali yang baik. (Shaad 48-49)

 

Dan Isma’il, Ilyasa’, Yunus dan Luth. Masing-masingnya Kami lebihkan derajatnya di atas umat (di masanya). (Al An’aam 86)

 

Nabi Ilyasa’ adalah Rasul Allah, karena beliau tidak berbeda dengan Nabi Luth, Nabi Ismail, Nabi Yunus, yang semuanya merupakan Rasul-Rasul-Nya.”

 

Tilmidzi: “Bagaimana dengan kisah Nabi Dzulkifli?”

 

Mudariszi: “Tidak berbeda dengan Nabi Ilyasa’, Allah SWT juga tidak menjelaskan kisah Nabi Dzulkifli kecuali seperti yang dijelaskan firman-Nya ini:

 

Dan (ingatlah kisah) Ismail, Idris dan Dzulkifli. Semua mereka termasuk orang-orang yang sabar. Kami telah memasukkan mereka ke dalam rahmat Kami. Sesungguhnya mereka termasuk orang-orang yang saleh. (Al Anbiyaa’ 85-86)

 

Dan ingatlah akan Ismail, Ilyasa’ dan Dzulkifli. Semuanya termasuk orang-orang yang paling baik. Ini adalah kehormatan (bagi mereka). Dan sesungguhnya bagi orang-orang yang bertakwa benar-benar (disediakan) tempat kembali yang baik. (Shaad 48-49)

 

Nabi Dzulkifli itu juga Rasul Allah karena beliau tidak berbeda dengan Nabi Idris, Nabi Ismail, Nabi Ilyasa’, yang semuanya merupakan Rasul-Rasul-Nya.”

 

Tilmidzi: “Apakah kedua Rasul tersebut di atas bukan dari Bani Israil?”

 

Mudariszi: “Allah SWT tidak menjelaskan jika kedua Rasul itu dari Bani Israil. Allah SWT mengutus keduanya kepada kaumnya masing-masing (bukan tidak mungkin) karena Taurat yang diturunkan kepada Nabi Musa untuk manusia itu tidak atau belum sampai kepada kaum kedua Rasul tersebut. Allah SWT banyak mengutus Rasul-Rasul kepada manusia (kaum), tetapi hanya beberapa saja yang dijelaskan kepada Rasulullah SAW dalam Al Qur’an. Allah SWT menjelaskan hal itu sebagai berikut:

 

Dan (Kami telah mengutus) Rasul-Rasul yang sungguh telah Kami kisahkan tentang mereka kepadamu dahulu, dan Rasul-Rasul yang tidak Kami kisahkan tentang mereka kepadamu. (An Nisaa’ 164)

 

Wallahu a’lam.

Leave a Reply