Bagaimana Allah SWT Turunkan Al Qur’an Kepada Jibril?

Dialog Seri 1: 4

 

Tilmidzi: “Apakah Al Qur’an itu sudah ada sebelum diturunkan kepada Rasulullah SAW?”

 

Mudariszi: “Rasulullah SAW menjelaskan tentang ketetapan (takdir) Allah sebagai berikut:

 

Dari Imran bin Hushain, dia berkata: Rasulullah SAW bersabda: Allah ada, sedang selain Dia belumlah ada. Arsy-Nya itu di atas air, dan Dia menuliskan (mentakdirkan) sesuatu pada Lauh Mahfuzh, dan Dia cipta­kan langit dan bumi. (HR Bukhari)

 

Dari Abdullah bin Amr bin Al Ash, dia berkata: Aku mendengar Rasulullah SAW pernah bersabda: Allah telah me­nentukan suratan takdir semua makhluk lima puluh ribu tahun sebelum Dia menciptakan langit dan bumi atau ketika ArsyNya masih di atas air. (HR Muslim)

 

Sunnah Rasulullah di atas menunjukkan segala sesuatu telah ditakdirkan (ditetapkan) dan dicatat oleh Allah SWT dalam kitab Lauh Mahfuzh sebelum Dia menciptakan langit dan bumi beserta semua apa yang ada di langit dan di bumi. Itu berarti semua kitab-Nya termasuk Al Qur’an sudah ada sebelum langit dan bumi diciptakan-Nya, dan sudah tercatat dan tersimpan (terpelihara) dalam kitab Lauh Mahfuzh. Dan hal itu dijelaskan pula dalam Al Qur’an dengan firman-Nya ini:

 

Al Qur’an yang mulia, yang (tersimpan) dalam Lauh Mahfuzh. (Al Buruuj 21-22)

 

Sesungguhnya Al Qur’an ini adalah bacaan yang sangat mulia, pada kitab yang terpelihara (Lauh Mahfuzh). (Al Waaqi’ah 77-78)

 

Dengan demikian, Al Qur’an sudah ada sebelum Allah SWT mewahyukannya kepada Jibril untuk disampaikan kepada Rasulullah SAW.”

 

Tilmidzi: “Dimanakah kitab Lauh Mahfuzh tersebut?”

 

Mudariszi: “Tidak perlu mengetahui keberadaan kitab Lauh Mahfuzh tersebut seperti juga tidak perlu mengetahui keberadaan ‘Arsy-Nya. Allah SWT tidak menuntut manusia untuk mencarinya atau mencapainya, karena keduanya berada di luar langit. Kitab Lauh Mahfuzh dan ‘Arsy-Nya itu bukan seperti bumi yang berada di dalam ruangan langit. Allah SWT menjelaskan kitab Lauh Mahfuzh dan ‘Arsy-Nya hanya untuk pengetahuan manusia karena keduanya itu berkaitan dengan Al Qur’an.”

 

Tilmidzi: “Jika demikian, bagaimana Allah SWT menurunkan Al Qur’an dari Lauh Mahfuzh?”

 

Mudariszi: “Allah SWT menurunkan Al Qur’an dengan mewahyukan Al Qur’an itu kepada utusan-Nya dari golongan (makhluk) malaikat. Allah SWT berfirman:

 

Dan tidak ada bagi seorang manusiapun bahwa Allah berkata-kata dengan dia kecuali dengan perantaraan wahyu atau di belakang tabir atau dengan mengutus seorang utusan (malaikat) lalu diwahyukan kepadanya dengan seizin-Nya apa yang Dia kehendaki. Sesungguhnya Dia Maha Tinggi lagi Maha Bijaksana. (Asy Syuura 51)

 

Allah memilih utusan-utusan(-Nya) dari malaikat dan dari manusia. (Al Hajj 75)

 

Allah SWT menetapkan utusan-Nya dari golongan malaikat yaitu Jibril, sedangkan utusan-Nya dari golongan manusia adalah Rasulullah SAW. Dengan demikian, Allah SWT menurunkan Al Qur’an itu kepada Jibril lebih dahulu.”

 

Tilmidzi: “Bagaimana Allah SWT menurunkan Al Qur’an kepada Jibril?”

 

Mudariszi: “Allah SWT menjelaskan hal itu melalui firman-Nya ini:

 

Sesungguhnya Kami telah menurunkannya (Al Qur’an) pada malam kemuliaan. (Al Qadr 1)

 

Bulan Ramadhan, bulan yang di dalamnya diturunkan (permulaan) Al Qur’an. (Al Baqarah 185)

 

Tilmidzi: “Apakah malam kemulian di bulan Ramadhan itu?”

 

Mudariszi: “Allah SWT menjelaskan hal itu melalui firman-Nya ini:

 

Dan tahukah kamu apakah malam kemuliaan itu? Malam kemuliaan itu lebih baik dari seribu bulan. Pada malam itu turun malaikat-malaikat dan malaikat Jibril dengan izin Tuhannya untuk mengatur segala urusan. Malam itu (penuh) kesejahteraan sampai terbit fajar. (Al Qadr 2-5)

 

Tilmidzi: “Segala urusan apakah yang diatur oleh Jibril dan para malaikat dengan turunnya Al Qur’an?”

 

Mudariszi: “Allah SWT menjelaskan hal itu dalam firman-Nya ini:

 

Demi Kitab (Al Qur’an) yang menjelaskan, sesungguhnya Kami menurunkannya pada suatu malam yang diberkahi dan sesungguhnya Kami-lah yang memberi peringatan. Pada malam itu telah dijelaskan segala urusan yang penuh hikmah, (yaitu) urusan yang besar dari sisi Kami. (Ad Dukhaan 2-5)

 

Firman-Nya di atas menunjukkan bahwa segala urusan yang diatur oleh Jibril dan para malaikat tersebut adalah urusan yang besar yang penuh hikmah. Jibril yang menjadi utusan-Nya dalam menyampaikan Al Qur’an kepada Rasulullah SAW, lalu menjelaskan semua urusan yang penuh hikmah itu kepada para malaikat di malam kemuliaan tersebut.”

 

Tilmidzi: “Apakah Al Qur’an itu kitab yang mengandung hikmah?”

 

Mudariszi: “Ya! Dan Allah SWT menjelaskan hal itu melalui firman-Nya ini:

 

Dan sesungguhnya Al Qur’an itu dalam Induk Al Kitab (Lauh Mahfuzh) di sisi Kami adalah benar-benar tinggi (nilainya) dan amat banyak mengandung hikmah. (Az Zukhruf 4)

 

Demi Al Qur’an yang penuh hikmah. (Yaasiin 2)

 

Tilmidzi: “Tapi mengapa semua urusan tersebut harus dijelaskan kepada para malaikat?”

 

Mudariszi: “Allah SWT menjelaskan tentang malaikat melalui firman-Nya ini:

 

Segala puji bagi Allah Pencipta langit dan bumi, Yang menjadikan malaikat sebagai utusan-utusan (untuk mengurus berbagai macam urusan) yang mempunyai sayap, masing-masing (ada yang) dua, tiga dan empat. (Faathir 1)

 

Firman-Nya di atas menjelaskan bahwa malaikat-malaikat diciptakan oleh Allah SWT sebagai utusan-Nya untuk mengurus berbagai urusan yang terjadi pada semua ciptaan-Nya. Agar urusan-urusan tersebut diurus dengan benar, maka Allah SWT menjadikan malaikat-malaikat tersebut seperti dijelaskan firman-Nya ini:

 

Sebenarnya (malaikat-malaikat itu) adalah hamba-hamba yang dimuliakan, mereka itu tidak mendahului-Nya dengan perkataan dan mereka mengerjakan perintah-perintah-Nya. (Al Anbiyaa’ 26-27)

 

Sedang mereka (malaikat) tidak menyombongkan diri. (An Nahl 49)

 

Contoh urusan-urusan yang diurus oleh malaikat-malaikat itu adalah seperti firman-Nya ini:

 

Demi malaikat-malaikat yang diutus untuk membawa kebaikan. Dan (malaikat-malaikat) yang terbang dengan kencangnya. Dan (malaikat-malaikat) yang menyebarkan (rahmat Tuhannya) dengan seluas-luasnya. Dan (malaikat-malaikat) yang membedakan (antara yang hak dan yang batil) dengan sejelas-jelasnya. Dan (malaikat-malaikat) yang menyampaikan wahyu untuk menolak alasan-alasan atau memberi peringatan. (Al Mursalaat 1-6)

 

Demi (malaikat-malaikat) yang mencabut (nyawa) dengan keras. Dan (malaikat-malaikat) yang mencabut (nyawa) dengan lemah lembut. Dan (malaikat-malaikat) yang turun dari langit dengan cepat. Dan (malaikat-malaikat) yang mendahului dengan kencang. Dan (malaikat-malaikat) yang mengatur urusan (dunia). (An Naazi’aat 1-5)

 

Semua urusan yang dijelaskan oleh Jibril kepada semua malaikat itu berkaitan dengan semua urusan yang terjadi pada setiap makhluk ciptaan-Nya di semesta alam. Setiap makhluk ciptaan-Nya mempunyai urusannya sendiri. Contoh, dalam menjalani hidupnya, langit mempunyai urusannya sendiri dan semua makhluk di langit pula memiliki urusannya sendiri-sendiri; bumi dan semua makhluk di bumi juga mempunyai urusannya sendiri-sendiri. Setiap urusan dari setiap makhluk itu diurus oleh malaikat yang diutus (ditugaskan) oleh Allah SWT. Terkait dengan akan diturunkannya Al Qur’an kepada Rasulullah SAW dan manusia di bumi, maka para malaikat harus mengetahui apa yang akan terjadi dengan kehidupan semua makhluk yang ada di langit dan di bumi, agar para malaikat mengurus urusannya masing-masing dengan benar ketika Al Qur’an telah berada pada manusia atau telah digunakan sebagai pedoman hidup manusia di dunia.”

 

Tilmidzi: “Bagaimana Al Qur’an yang akan diturunkan kepada Rasulullah SAW dan untuk manusia itu sampai melibatkan semua makhluk di langit dan di bumi?”

 

Mudariszi: “Karena Allah SWT telah menetapkan ketentuan-Nya bagi manusia dan bagi semua makhluk di langit dan di bumi, yaitu ketentuan seperti dijelaskan firman-Nya ini:

 

Dan Dia menundukkan untukmu apa yang ada di langit dan apa yang ada di bumi semuanya (sebagai rahmat) daripada-Nya. Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda-tanda (kekuasaan Allah) bagi kaum yang berfikir. (Al Jaatsiyah 13)

 

Tidakkah kamu perhatikan sesungguhnya Allah telah menundukkan untuk (kepentingan)mu apa yang ada di langit dan apa yang di bumi dan menyempurnakan untukmu nikmat-Nya lahir dan batin. (Luqman 20)

 

Ketentuan-Nya dalam firman-Nya di atas wajib diketahui oleh semua makhluk di langit dan di bumi, karena itu Jibril lalu menjelaskan semua urusan yang penuh hikmah kepada para malaikat yang mengurus setiap urusan dari setiap makhluk yang ada di langit dan di bumi ketika menjalani hidupnya. Makhluk yang tidak mau tunduk kepada manusia ketika menjalani hidupnya, maka perbuatan makhluk itu akan berakibat kepada kehidupan manusia. Dan karena semua urusan dari semua makhluk di semesta alam itu berkaitan dengan Al Qur’an yang penuh hikmah, maka Allah SWT berfirman:

 

Dan Kami tidak menciptakan langit dan bumi dan apa yang ada di antara keduanya tanpa hikmah. (Shaad 27)

 

Tilmidzi: “Jika demikian, apakah Al Qur’an itu bukan saja untuk manusia tapi juga untuk semua makhluk yang ada di semesta alam ini?”

 

Mudariszi: “Allah SWT menjelaskan tentang Al Qur’an, melalui firman-Nya ini:

 

Al Qur’an ini tidak lain hanyalah peringatan bagi semesta alam. (Shaad 87)

 

Dan Al Qur’an itu tidak lain hanyalah peringatan bagi seluruh umat. (Al Qalam 52)

 

Dan tiadalah binatang-binatang yang ada di bumi dan burung-burung yang terbang dengan kedua sayapnya, melainkan umat-umat (juga) seperti kamu. Tiadalah Kami alpakan sesuatupun di dalam Al Kitab. (Al An’aam 38)

 

Firman-Nya di atas menunjukkan Al Qur’an itu merupakan peringatan bagi semua umat dari semua makhluk yang ada di semesta alam. Sehingga itu berarti Al Qur’an bukan saja untuk manusia, tapi juga untuk semua makhluk yang ada di semesta alam. Semua makhluk ciptaan-Nya sudah seharusnya mengetahui Al Qur’an, karena mereka semua bersujud dan bertasbih kepada Allah SWT yang menurunkan Al Qur’an, tapi manusia tidak mengetahui cara bertasbih mereka. Allah SWT berfirman:

 

Apakah kamu tiada mengetahui bahwa kepada Allah bersujud apa yang ada di langit, di bumi, matahari, bulan, bintang, gunung, pohon-pohonan, binatang-binatang yang melata dan sebagian besar daripada manusia? (Al Hajj 18)

 

Langit yang tujuh, bumi dan semua yang ada di dalamnya bertasbih kepada Allah. Dan tak ada suatupun melainkan bertasbih dengan memuji-Nya, tetapi kamu sekalian tidak mengerti tasbih mereka. (Al Israa’ 44)

 

Sehingga Rasulullah SAW (yang menerima Al Qur’an yang penuh hikmah) bagi semua semua makhluk di semesta alam itu adalah seperti firman-Nya ini:

 

Dan tiadalah Kami mengutus kamu, melainkan untuk (menjadi) rahmat bagi semesta alam. (Al Anbiyaa’ 107)

 

Kamu dalam firman-Nya di atas adalah Rasulullah SAW. Dan karena itu pula Allah SWT menjelaskan Al Qur’an tersebut melalui firman-Nya ini:

 

Sesungguhnya Al Qur’an ini adalah bacaan yang sangat mulia. (Al Waaqi’ah 77)

 

Tilmidzi: “Apakah setelah itu Jibril lalu menurunkan Al Qur’an kepada Rasulullah SAW?”

 

Mudariszi: “Setelah itu Jibril kemudian menyampaikan Al Qur’an kepada Rasulullah SAW dengan mengikuti perintah-Nya. Allah SWT menjelaskan hal itu melalui firman-Nya ini:

 

Dan sesungguhnya Al Qur’an ini benar-benar diturunkan oleh Tuhan semesta alam, dia dibawa oleh Ar-Ruh Al-Amin (Jibril), ke dalam hatimu (Muhammad) agar kamu menjadi salah seorang di antara orang-orang yang memberi peringatan dengan bahasa Arab yang jelas. (Asy Syu’araa 192-195)

 

Maka Jibril itu telah menurunkannya (Al Qur’an) ke dalam hatimu dengan seizin Allah. (Al Baqarah 97)

 

Wallahu a’lam.

Leave a Reply